Bismillah.
Syaikh Muqbil al-Wadi’i rahimahullah pernah ditanya :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan olehnya dari Rabbnya (hadits qudsi), “Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa; karena puasa itu untuk-Ku dan Aku lah yang akan membalasnya.” Suatu hal yang dimaklumi bahwa semua ibadah itu untuk Allah dan diberikan pahala, tetapi bagaimana Allah memberikan kekhususan bahwa puasa itu untuk-Nya saja?
Beliau menjawab :
الخاصية فيه أنه بين العبد وربه فيمكن للشخص أن يتظاهر بأنه صائم لكنه إذا ذهب إلى بيته أو إلى مكان خالٍ يأكل .
هذا وفيه مزية وفضيلة للصوم ، وكذا بقية الأعمال لكلٍ شرفه وميزته ، والرسول – صلى الله عليه وعلى آله وسلم – يقول كما في حديث أبي أمامة وقد قال : دلني على عمل يا رسول الله أعمله ؟ : ” عليك بالصوم ؛ فإنه لا مثل له ” ، وليس معناه أن الصوم أفضل من الصلاة لكن معناه أن له هذه المزية ، وأنه يدل على الإخلاص
Keistimewaan yang terkandung di dalamnya ialah bahwa puasa merupakan amalan rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya. Karena bisa saja seorang menampakkan diri bahwa dia sedang berpuasa, tetapi apabila dia pulang ke rumahnya atau ke tempat sepi lalu dia pun makan. Ini menunjukkan bahwa puasa mengandung suatu kelebihan dan keutamaan khusus.
Begitu pula setiap amal itu memiliki nilai lebih dan kemuliaannya. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan sebagaimana dalam hadits Abu Umamah yang menuturkan kepada beliau, “Tunjukkanlah kepadaku suatu amalan untuk aku kerjakan wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Hendaklah kamu berpuasa. Sesungguhnya tidak ada amal lain yang serupa dengannya.”
Bukanlah artinya puasa menjadi lebih utama daripada sholat. Akan tetapi maksudnya adalah bahwa puasa itu memiliki suatu keistimewaan tersendiri dan ia menunjukkan kepada keikhlasan.